Kawan Lama Group, yang mengusung semangat memberikan nilai tambah untuk kehidupan yang lebih baik, telah memulai program pengurangan sampah sejak tahun 2019 melalui himbauan untuk membawa botol minum/tumbler dan gelas sendiri di lokasi kerja, agar mengurangi penggunaan botol minum plastik sekali pakai. Selain itu, mulai November 2021, di lingkungan kantor pusat juga dimulai gerakan membawa tempat dan alat makan sendiri yang mana hingga Februari 2022 telah mengurangi penggunaan kotak makan serta alas dan sendok plastik sekali pakai lebih dari 45.000 pcs. Hal ini merupakan tanggungjawab dalam ikut membantu program pemerintah terkait pengurangan sampah yang dihasilkan demi kelestarian lingkungan hidup yang berkelanjutan, mengingat kondisi timbunan sampah pada tempat pembuangan akhir yang terus meningkat.
Beatrice selaku Senior Corporate Communication & Sustainability Manager Kawan Lama Group mengungkapkan, “Kawan Lama Group telah melakukan langkah-langkah dalam melaksanakan pengelolaan sampah yang bertanggung jawab, artinya kami tidak lagi membuang sampah ke TPA (tempat pembuangan akhir), melainkan menggandeng sejumlah mitra untuk berkolaborasi dalam mengolah sampah menjadi produk yang memiliki nilai tambah sehingga diharapkan circular economy dapat berjalan dengan baik. Kami memulai program dengan mengedukasi karyawan terlebih dahulu, dimulai dari membawa lunchbox dan tumbler, penerapan tong sampah pilah dan akhirnya kami meng-encourage pelanggan kami untuk ikut di dalam movement tersebut melalui program #GerakanSapuPlastik dan memilah sampah di Living Plaza Cemara Asri, Medan.”
Pada tanggal 21 Februari 2022, bertepatan dengan Hari Peduli Sampah Nasional, Chatime sebagai salah satu merek usaha dari Kawan Lama Group pada pilar Food & Beverage meluncurkan program Chatime CommuniTEA sebagai wujud gerakan untuk berkontribusi kembali kepada komunitas dan lingkungan. Program ini dibuka dengan #GerakanSapuPlastik yang dilaksanakan di Jakarta dan Tangerang pada tahap pertama. Bekerjasama dengan PlasticPay, Chatime mengajak Chatimers mendaur ulang gelas Chatime sehingga menjadi produk yang memiliki nilai tambah melalui dropbox yang telah disediakan. Gelas yang terkumpul kemudian akan diproses menjadi bahan kain fiber daur ulang ramah lingkungan berkualitas tinggi. "PlasticPay senang sekali dapat bekerjasama dengan Kawan Lama Group. Harapan kami bersama Chatimers dapat mewujudkan green circular economy. Dimulai dengan mengumpulkan gelas, kita sudah berpartisipasi terhadap lingkungan.” demikian disampaikan oleh Yan Kurniawan selaku Operation General Manager PlasticPay.
Selain itu, di pusat perbelanjaan Kawan Lama Group - Living Plaza Cemara Asri yang berlokasi di Kota Medan juga menerapkan reduce waste management yaitu sistem pengelolaan sampah dari hulu ke hilir, di mana timbulan sampah yang ada akan dipilah secara sistematis dan dipersiapkan untuk didaur ulang menjadi produk yang memiliki nilai tambah, sehingga dapat memberikan kontribusi positif untuk upaya penanggulangan sampah. Karyawan setempat juga telah mendapatkan pelatihan khusus untuk menyortir kembali timbulan sampah sebelum diangkut ke tempat daur ulang sampah. Tak ketinggalan para pengunjung Living Plaza juga dihimbau untuk membuang sampah sesuai jenisnya, yaitu organik, anorganik, dan residu. Sejak mulai beroperasi pada Desember 2021 - hingga Februari 2022, jumlah sampah yang berhasil dipilah di lokasi tersebut dari jenis organik berupa sisa makanan dan taman mencapai lebih dari 390 kg - yang diolah menjadi kompos dan pengembangan larva BSF, sedangkan sampah anorganik berupa kertas, plastik, kaca, dan logam sebanyak lebih dari 280 kg kemudian diolah menjadi produk baru. Menyusul Living World Cemara Asri, secara bertahap tempat sampah pilah juga akan diterapkan pada lokasi-lokasi Kawan Lama Group lainnya.
Selain melalui beragam aksi nyata, Kawan Lama Group pun turut ambil bagian dalam mengedukasi masyarakat mengenai permasalahan sampah ini, antara lain dengan mengadakan acara Instagram live bersama Waste4Change yang berjudul “Pilah Sampah Dimulai dari Saya”, pada 18 Februari lalu. Dalam acara edukatif tersebut dibahas beraneka macam hal - mulai dari jenis sampah, cara mendapatkan manfaat dari sampah, hingga aneka tantangan yang dihadapi. Hal ini dianggap perlu dilakukan mengingat banyaknya masyarakat kita yang belum memilah sampah namun mencampur semua sampah menjadi satu, sehingga menyulitkan proses pemilahan. Padahal jika dipilah dengan benar, sampah organik dapat dibuat kompos ataupun dikonversi menjadi sumber protein untuk pakan ternak melalui metode black soldier fly (BSF). Sampah anorganik dapat dibawa ke pabrik masing-masing untuk didaur ulang menjadi produk baru. Sisanya adalah sampah residu - yang tidak bisa didaur ulang, akan diangkut oleh petugas sampah dan dibawa ke pabrik semen kemudian diolah menjadi energi untuk pembangkit di pabrik tersebut.
Mohamad Bijaksana Junerosano selaku CEO Waste4Change juga mangapresiasi berbagai inisiatif penanganan sampah yang dilakukan oleh Kawan Lama Group, kemudian menyampaikan, “Jika dipilah dan diolah dengan benar, sampah dapat dikonversi menjadi kompos, protein, hingga energi, sehingga memiliki manfaat. Hal ini juga dapat mengurangi sampah yang dikirim ke tempat pembuangan akhir yang kondisinya sudah semakin penuh. Tipsnya, pertama, ketahui informasi mengenai pemilahan sampah. Kemudian sediakan fasilitasnya, misalnya seperti penerapan tong sampah pilah yang telah dilakukan oleh Kawan Lama Group. Lalu pastikan langkah selanjutnya setelah pemilahan sampah, akan diapakan, semisal sampah organik dikomposkan untuk dikembalikan ke tanah. Sampah anorganik dipilah untuk dibawa ke bank sampah terdekat. Untuk sampah residu, pastikan diangkut dengan baik. Intinya, pilah sampah harus dimulai dari diri kita sendiri."